♥niNa SyakiNa♥








~..Be My Followers..~

:: Pesanan Buat Saudara Saudari Seislam, Cerita Dari Guru ::

Share
kisah dan pengalaman guru ini boleh dijadikan pengalaman...


:: Klik READMORE Untuk Bacaan Seterusnya... ♥ ::





Seorang guru wanita sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya. Ia duduk menghadap murid-muridnya. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada pemadam. Guru itu berkata, "Saya ada satu permainan... Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada pemadam. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah "Kapur!", jika saya angkat pemadam ini, maka katalah "Pemadam!"


Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Guru berganti-gantian mengangkat antara kanan dan kiri tangannya, semakin lama semakin cepat. Beberapa saat kemudian guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka sebutlah "Pemadam!", jika saya angkat pemadam, maka katakanlah "Kapur!". Dan diulangkan seperti tadi, tentu saja murid-murid tadi keliru dan kekok, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kekok. Selang beberapa saat, permainan berhenti.


Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya. "Murid-murid, begitulah kita umat Islam. Mulanya yang hak itu hak, yang bathil itu bathil. Kita begitu jelas membezakannya. Namun kemudian, musuh-musuh kita memaksakan kepada kita dengan berbagai cara, untuk menukarkan sesuatu, dari yang hak menjadi bathil, dan sebaliknya. Pertama mungkin akan sukar bagi kita menerima hal tersebut, tapi kerana terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun akan terbiasa dengan hal itu. Dan anda mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika.


"Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang aneh, Zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, tanpa rasa malu, sex sebelum nikah menjadi suatu kebiasaan dan trend, hiburan yang asyik dan panjang sehingga melupakan yang wajib adalah biasa, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup dan lain lain." "Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari, anda sedikit demi sedikit menerimanya tanpa rasa ia satu kesalahan dan kemaksiatan. Faham?" tanya Guru kepada murid-muridnya. "Faham cikgu..."


"Baik permainan kedua..." begitu Guru melanjutkan.


"Cikgu ada Qur'an, Cikgu akan letakkannya di tengah karpet. Sekarang anda berdiri di luar karpet. Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur'an yang ada ditengah tanpa memijak karpet?" Murid-muridnya berfikir. Ada yang mencuba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain.


Akhirnya Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur'an. Ia memenuhi syarat, tidak menginjak karpet. "Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya... Musuh-musuh Islam tidak akan menginjak-injak anda dengan terang-terang...Sebab tentu anda akan menolaknya mentah-mentah. Orang biasa pun tak akan rela kalau Islam dihina di hadapan mereka. Tapi mereka akan menggulung anda perlahan-lahan dari tepi, sehingga anda tidak sedar.


"Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibuat tiang yang kuat. Begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau dimulai dengan tiang dulu, tentu saja hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dulu, kerusi dipindahkan dulu, almari dibuang dulu satu persatu, baru rumah dihancurkan..."


"Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Ia tidak akan menghentam terang-terangan, tapi ia akan perlahan-lahan meletihkan anda. Mulai dari perangai anda, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun anda muslim, tapi anda telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti cara yang mereka... Dan itulah yang mereka inginkan." "Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh-musuh kita... "

"Kenapa mereka tidak berani terang-terang menginjak-injak Cikgu?" tanya murid-murid. "Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tapi sekarang tidak lagi." "Begitulah Islam... Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sedar, akhirnya hancur. Tapi kalau diserang serentak terang-terangan, mereka akan bangkit serentak, baru mereka akan sedar".


"Kalau begitu, kita selesaikan pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdoa dahulu sebelum pulang..." Matahari bersinar terik tatkala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya...


RENUNGILAH SAHABAT SEMUA..


::nina says::
YA ALLAH, SATUKANLAH UMAT ISLAM...
AMINN...

Photobucket

♥niNa SyakiNa♥ DALAM BUNGA CANTIK ADA NINA

3 Leave Here, Comments and Lovely Words:

suria lekatlekit said... [Reply to comment]

cerita yang penuh sarat dengan mesej.. thanks untuk kisah ini

Hanis Azla said... [Reply to comment]

Entry yg sgt menarik untuk menjadi renungan. Thanks for sharing. Ya Allah tetapkanlah hati kami. Semoga kami hidup dan mati dalam islam.

qwerty said... [Reply to comment]

guru yang cerdas,